Pernahkah anda memandikan jenazah?
Apakah anda pernah perhatikan ekspresi jenazah itu? ya pasti wajahnya
akan datar tanpa ekspresi! Tapi saya punya pengalaman horor saat
memandikan jenazah, jenazah itu tersenyum ketika saya mandikan.
Ada
peribahasa mengatakan “tak kenal maka tak sayang”. Jadi sebelum saya
lanjutkan, ijinkan saya memperkenalkan diri dahulu. Nama saya Rita, saya
seorang perawat di sebuah rumah sakit swasta.
Sebagai
seorang perawat di rumah sakit, mendengar dan melihat seorang pasien
meninggal bukanlah hal yang aneh. Bahkan seringkali kami diminta
memandikan jenazahnya agar bisa langsung dibawa pulang.
Biasanya
dua orang yang ditugaskan memandikan jenazah, namun jika keadaan tidak
mendukung (banyak pasien) satu orang perawat sudah cukup untuk
memandikannya.
Kira-kira satu tahun
yang lalu, tepat jam 10 malam ada seorang pasien meninggal. Dan karena
saya bertugas di ruangan itu, saya mendapat perintah dari kepala perawat
untuk memandikannya atas permintaan keluarga.
Mungkin hari itu saya kurang beruntung sehingga saya harus memandikannya seorang diri. Seriously! Hanya seorang diri????
Ya hanya seorang diri ! Dan saat itu pukul 10.30 malam.
Bagi
kami hal itu bukanlah sesuatu yang menakutkan karena itulah tantangan
kami dalam bertugas. Namun dari pengalaman saya memandikan jenazah
seorang diri, sekali lagi, mungkin inilah saat-saat dimana saya kurang
beruntung.
Ketika itu saya berada di ruangan
khusus, setelah membuka seluruh pakaiannya saya kemudian mengikat kedua
tangannya dengan tali di atas dada. Saya sudah memastikan tangannya
terikat dengan kuat.
“Grrr…dingin sekali malam ini” saya menggerutu sambil membasahi kain dengan air.
Saat
itu saya sedang posisi jongkok di bawah ranjang sambil membasahi kain
pada sebuah ember berisi air. Dan tiba-tiba “pluk!” kepalaku terkena
sesuatu dari atas.
Reflek saya menoleh dan ternyata….jantungku berdetak kencang “dug dug dug dug…” saya kaget setengah mati.
Tangan
jenazah itu terkulai lemas menggantung. Saya segera berdiri dan
memastikan apa yang terjadi, apakah jenazah itu ingin hidup lagi atau
ingin mandi sendiri.
Saya
memperhatikan secara detail apa yang terjadi, ternyata tangannya
terlepas dari tali yang saya ikat sebelumnya. Kalau saja jenazah itu
dikasih kesempatan bicara pasti ia akan berkata “sempurna!” seperti
pesulap di TV yang berhasil melepaskan diri dari ikatan.
Saya segera mengikatnya lagi dan
memastikan ia tidak bisa melepaskannya lagi dengan trik sulap yang ia
miliki. Saya mengikatnya dengan simpul terbaik yang pernah saya pelajari
dari kegiatan pramuka saat sekolah dulu yaitu simpul mati.
Setelah
itu saya segera menyeka badan jenazah itu dengan air, dan ketika saya
akan menyeka wajahnya, saya sangat –sangat takut dan merinding sekali.
saya
melihat wajah jenazah itu tersenyum ketika saya mandikan! Saya yakin
sekali tadinya wajah jenazah itu ekspresinya datar. Tapi mengapa kali
ini saya melihatnya tersenyum?
Ingin sekali berselfie dengannya kemudian upload di IG
sambil menuliskan caption “Hidayah jenazah yang tersenyum” tapi apa
daya hal itu tidak sesuai dengan etika keperawatan ditambah saya keburu
panik dan ketakutan sekali saat itu.
Kaki saya gemetar dengan kencangnya dan keringat dingin mulai bercucuran. Dan tiba-tiba “kreek…” pintu ruangan terbuka.
“prok…..prok…..prok…..” suara langkah kaki memasuki ruangan itu.
“sudah selesai?” tanya temanku.
“Alhamdulilah!” akhirnya temanku datang menjemput jenazah yang telah saya mandikan itu.
0 Response to "Jenazah tersenyum.."
Post a Comment