- Kisah Nyata Misteri -
Aku tidak bisa melanjutkan pendidikanku
ke universitas. Aku melamar pekerjaan ke sebuah pabrik garment. Setelah
proses interview dan tes lainnya, aku diterima tapi harus melalui proses
training. Pabrik ini menempati bangunan yang cukup bagus, areanya juga
cukup luas. Ruang produksi berada di bagian bawah dan tengah. Semua
proses produksi dilakukan di sana, baik dengan mesin maupun manual.
Ruang produksi itu diapit beberapa ruang kantor tiga lantai.
Hari
itu, aku harus menyortir baju polo shirt yang cukup banyak. Tanpa aku
sadari, seorang perempuan paruh baya-dengan rambut sebahu dan memakai
pakaian training yang sama denganku datang menghampir dan menawarkan
bantuan. “Teteh, training di sini juga?” tanyaku.
“Iya,”
jawab wanita itu. Tanpa banyak bicara,dia membantu pekerjaanku. Setelah
hampir magrib, “Sudah mau magrib, cepat pulang. Sisanya biar saya saja
yang kerjain,” desak perempuan itu. Aku pun mengiyakan dan berterima
kasih. Saat akan pulang, aku berpapasan dengan atasanku. “Pak sudah
beres pekerjaannya. Saya ijin pulang, Pak”.
Atasanku
agak heran. Dia bertanya bagaimana aku bisa menyelesaikan pekerjaan
yang banyak itu dengan cepat? Aku bilang bahwa aku tadi dibantu seorang
wanita yang juga training di sini. Aku mengajak atasanku ke tempat
kerjaku tadi. Dan pekerjaanku sudah beres, tapi tidak ada siapa-siapa di
sana. Aku terkejut, aku pun menggambarkan ciri-ciri perempuan yang
membantuku tadi. Setelah aku ceritakan, raut wajah atasan dan para
pekerja yang mendengar ceritaku berubah. Mereka lekas membereskan
pekerjaan dan pulang.
Aku penasaran,
mengapa raut wajah mereka seakan khawatir dengan apa yang aku alami.
Pagi itu, aku berusaha mendapatkan jawaban atas rasa penasaranku.
Menurut salah satu karyawan yang sudah cukup lama berkerja di situ,
sosok yang aku lihat kemarin merupakan salah satu pekerja di pabrik ini.
Tapi dia sudah meninggal. Seketika, bulu kuduk ku berdiri. Namun,
ternyata bukan hanya penampakan sosok perempuan itu.
Kisah Nyata Misteri
Di
pabrik ini, juga sering juga terlihat sosok seorang laki-laki yang
duduk dekat musala dan sering tersenyum. Dia tidak lain adalah office
boy kantor ini yang juga sudah meninggal. Aku segera menghentikan
percakapan dengan karyawan itu. Aku merasa tidak tenang bekerja hari
ini, karena aku tahu kantorku ini berhantu.
Meski
khawatir akan didatangi perempuan itu lagi, aku tetap melanjutkan
pekerjaanku dan berusaha konsentrasi. Namun, aku malah terus memikirkan
hantu itu, dan membuatku sulit fokus. Hal itu malah menjadikan
pekerjaanku lama selesai dan telat pulang. Waktu magrib pun lewat.
Mejaku terhalang baju yang tertumpuk tinggi, sehingga aku tidak bisa
melihat pekerja yang lain.
Aku
sedikit mengintip, beberapa orang masih terlihat bekerja. Masih banyak
orang. Perasaanku agak tenang untuk melanjutkan. Sampai ada seseorang
memanggilku, “Neng”. “Yah,” Aku menjawab tanpa menoleh. “Belum beres?
Sudah magrib, cepat pulang sana”. Astaga suara itu seperti tidak asing
di telingaku. Aku menoleh ke belakang dan benar saja perempuan itu. Dia
berdiri tepat di depanku. Saking kagetnya, aku terjatuh dan menyenggol
tumpukan baju yang juga jatuh menimpaku.
Sontak,
beberapa orang tergesa-gesa menghampiriku. Mereka membantuku berdiri
dan mengembalikan kesadaranku. Mereka sama-sama ingin tahu, apa yang
sebenarnya terjadi. Tapi, aku tidak bisa menjelaskannya, lidahku kaku.
Aku bergegas pergi ke kamar mandi dan mencuci muka. Mungkin tadi
halusinasiku saja karena mengantuk. Beberapa kali, aku mengusap wajahku
dengan air. Tiba-tiba “krrk.. krrk” terdengar bunyi yang sangat
menyeramkan.
Aku menengadahkan
kepalaku, ARGH. Aku melihat perempuan itu, kepalanya menunduk dengan
rambut hitam panjangnya terurai. Kuku wanita itu, sangat panjang sampai
menyentuh lantai. Dia menyeret kukunya ketika dia berjalan. Sehingga
membuat bunyi yang sangat menakutkan. Aku menutup mata dan telingaku,
tapi suara itu tetap terdengar. Semakin lama, semakin dekat. Oh Tuhan.
Kini ada sesuatu yang menempel di lenganku.
Benda
kasar itu adalah dikuku, jantungku seperti mau copot, detaknya semakin
kencang. “Ampun. Pergi.. Pergi” Sosok itu semakin jelas terlihat
mendekat. Memegangku dengan kukunya, dan menatapku dengan tajam.
Rambutnya berantakan, mukanya hitam legam. Bola matanya berwarna putih
dengan titik hitam di tengahnya. Aku berteriak sekuat tenaga, berharap
ada yang bisa menolongku.
Aku
terbangun dan menemukan diriku berada di dalam ruangan. Aku ternyata
tidak sendiri, ada beberapa orang di ruangan itu. Seseorang di antaranya
sedang membacakanku doa-doa. Aku disuruh meminum air putih dan
beristighfar. Menurut laki-laki paruh baya yang membacakan doa itu,
sosok yang aku lihat bukanlah karyawan yang sudah meninggal.
Dia
adalah makhluk halus yang mempunyai energi negatif dan suka mengganggu.
Mereka bisa berubah menjadi sosok apa pun yang membuat kita ketakutan.
Setelah kejadian itu di pabrik garment, aku selalu menyelesaikan
pekerjaanku sebelum maghrib, agar tidak bertemu lagi dengan mereka.
0 Response to "Misteri Pabrik Garment"
Post a Comment