Aku adalah seorang mahasiswa yang baru
saja selesai menempuh studiku. Aku juga baru saja diterima di sebuah
perusahaan berskala internasional di Jakarta. Gedung tempatku bekerja
cukup tinggi, mencapai 20 lantai. Dan seperti gedung-gedung pada
umumnya, lantai 4 selalu dikosongkan. Maklum, mitos bahwa angka 4
merupakan angka sial sudah turun temurun mendarah daging di masyarakat
kita, terutama masyarakat China.
Jadi
bukan hal yang mengherankan ketika kau tidak mendapati tombol nomor 4
di dalam lift. Tombol yang ada hanya b, 1, 2, 3, kemudian langsung
melompat ke arah 5. Aku pun paham dengan mitos ketakutan masyarakat kita
ini. Singkat cerita, aku terpaksa untuk lembur di kantor dengan
beberapa rekan kerja yang lain. Aku adalah seorang yang skeptis.
Aku
tidak percaya hantu itu ada dan aku tahu orang yang mengaku pernah
melihat hantu adalah seorang pembual besar atau hanya memiliki gangguan
jiwa. Karena pada malam hari aku sering lapar, aku mencari cemilan di
luar gedung, saat itu sekitar pukul 10 malam. Setelah menemukan martabak
manis kesukaanku, aku pun kembali ke tempat kerjaku di lantai 9 ada
sesuatu hal yang aneh saat itu. Begitu masuk ke dalam lift, bulu kudukku
berdiri, kulitku merinding hebat.
Aku
pun menekan tombol 9 dan berharap lift tersebut mengantarku secepatnya.
Nyatanya, begitu pintu lift tertutup, lift tersebut seakan bergerak
sangat lama. Aku melihat petunjuk lantai dengan harap-harap cemas, ingin
sekali cepat-cepat keluar dari lift karena suasana yang tidak nyaman.
Angka penunjuk lantai di dalam lift menunjukkan angka 2, 3, dan mati.
Tak disangka, tiba-tiba pintu lift terbuka dan aku dihadapkan pada
sebuah ruang kosong dan gelap.
Lantai 4, pikirku. Perlu beberapa saat agar mataku terbiasa dengan
kondisi ruang yang gelap. Dan aku sadar ada beberapa orang di ruang
tersebut yang menatap ke arahku. Namun yang membuatku takut adalah orang
yang keluar dari dalam lift. Orang tersebut, seorang wanita dilihat
dari rambut panjangnya, melewatiku tanpa mengucapkan sepatah katapun
saat keluar dari dalam lift menuju ke lantai 4. Padahal aku yakin aku
tadi masuk seorang diri.
0 Response to "Lantai 4"
Post a Comment