Tempat keramat yang di percaya mengatasi perselingkuhan
Mitos Tempat keramat di Jawa Tengah yang satu ini sangat
cocok untuk mengatasi perselingkuhan rumah tangga.Terkadang di dalam rumah
tangga ada kalanya mendapat cobaan, salah satunya perselingkuhan baik itu dari
sang istri atau dari si suami.Cara menghentikan perselingkuhan ini banyak
caranya salah satunya dengan doa menyadarkan suami yang selingkuh jika yang
selingkuh suaminya ,bahkan dalam dunia mistis ada juga cara mengunci kemaluan
suami agar mencegah atau berhenti selingkuh.
Cara berhenti selingkuh sebaiknya harus dari hati dan
kesadaaran.Ada juga dengan doa pengunci hati pasangan atau doa pengunci hati
istri atau suami.Pada update kali ini kami akan membahas tempat keramat yang
memiliki mitos di percaya untuk mengatasi selingkuh.
Mitos Mengatasi
Perselingkuhan Dengan Berdoa Di Makam Mbah Liwung
Di Kelurahan Tambakrejo, Purworejo, ada sebuah makam tua
bernama makam Kyai Liwung. Tak banyak yang tahu, soal asal usul Kyai Liwung ini.
Keberadaan makamnya, menjadi cerita tersendiri, dan menarik untuk ditelusuri.
Sesuai namanya, Kyai Liwung memiliki makna limbung, atau kondisi jiwa seseorang
yang tengah galau karena mengalami suatu permasalahan yang berat. Dan dalam
perkembangannya memang, di makam Kyai Liwung juga sering jadi tujuan
orang-orang yang tengah dalam kondisi galau karena suatu permasalahan berat.
Menurut Mbah Slamet (68), juru kunci makam Kyai Liwung,
kisah perjalanan hidup Kyai Liwunglah yang membuat makam tua yang dirawatnya
itu, sering jadi tumpuan orang-orang untuk mendapatkan jalan keluar ketika tertimpa
masalah. Dari kesekian permasalahan yang sering dialami para pengalap berkah, Mbah
Slamet mengakui, yang paling mendominasi adalah permasalahan tentang rumah
tangga, dalam hal ini adalah urusan cinta.
“Banyak sekali pasangan pasutri yang tengah goncang rumah tangganya
kesini, untuk mencari jalan keluar. Mayoritas ada hubungannya dengan
perselingkuhan,” papar Slamet.
Toh begitu, menurut Slamet, tujuan dari para pengalap berkah
hanyalah untuk kebaikan. Artinya, jika sebuah rumah tangga digoncang prahara
karena salah satu pasangannya selingkuh, semua bisa di akhiri dengan laku ritual
di makam Kyai Liwung. Dari pengakuan Mbah Slamet, sawab dan tempat keramat yang dijaganya itu memang khusus untuk
mengatasi perselingkuhan.
Lantas, siapa jati diri Kyai Liwung tu sendiri? Kenapa bisa
memiliki sawab khusus untuk mengatasi
perselingkuhan? Dan cerita turun temurun yang diterima Mbah Slamet dari para
leluhurnya, keberadaan Kyai Liwung ini, ternyata erat kaitannya dengan
keberadaan Kadipaten Loano, sebuah kerajaan yang jaya pada masanya, ratusan
tahun silam. Loano sekarang ini, merupakan sebuah nama kecamatan di sebelah
utara Purworejo. Dan bagi masyarakat Purworejo sendiri, keberadaan Kadipaten
Loano pada masa lalu, juga menjadi kisah tersendiri. Ada babad Loano yang
mengungkap semuanya. Kisah bermula dari seorang tokoh bernama Bethoro Loano,
yang diperkirakan hidup di tahun 1200 an. Bethoro Loano ini, sebenarnya bernama
Aryo Bangah, seorang putra Pajajaran yang pergi mengembara ke pulau Jawa bagian
timur, untuk mencari adiknya yang bernama Joko Sesuruh.
Namun saat pencarian itu, Aryo Bangah menghentikan
perjalanannya di suatu daerah di tepian sungai Bogowonto, wilayah Bagelen
sebelah utara (Purworejo). Bersama pengikutnya, akhirnya Aryo Bangah menetap
disini. Tempat tersebut akhirnya disebut dengan Bumi Singgelo. Dan Aryo Bangah
dikenal dengan Buyut Singgelo.
Buyut Singgelo berputra dua, yakni Pangeran Anden dan Ki
Manguyu. Menginjak dewasa, Pangeran Anden ini diperintahkan mengabdi di
Majapahit, sekalian mencari pamannya, Joko Sesuruh. Dalam pengabdiannya,
Pangeran Anden malah dihadiahi putri raja bernama Dewi Marilangen, dan diperintahkan
kembali ke Singgelopuro. Selanjutnya, Bumi Singgelopuro diserahkan ke Pangeran
Anden, dan Buyut Singgelo menuju Gunung Sumbing untuk bertapa, menjauhkan dari
dari keramaian dunia. Selanjutnya, Buyut Singgelo ini dikenal dengan sebutan
Bethoro Loano. Bumi Singgelopuro sendiri, dalam perkembangannya berganti nama
menjadi Loano.
Saat itulah, terjadi sebuah prahara di Kadipaten Loano,
yakni, ada yang mengganggu hubungan Pangeran Anden dengan sang istri, Dewi
Manilangen. Si pengganggu ini bernama Pangeran Joyokusurno, seorang putra
Majapahit, yang ternyata sebelumnya punya hubungan affair dengan bibinya sendiri,
Dewi Marilangen, namun ditentang raja Majapahit. Dan hubungan gelap itu terus
berlanjut, meski Dewi Marilangen sudah menjadi istri Pangeran Anden.“lstilah
sekarang selingkuh,” jelas Mbah Slamet.
Tak terima istrinya diganggu (diselingkuhi) Pangeran Anden
melabrak Pangeran Joyokusumo. Keduanya sempat perang tanding, adu kesaktian.
Namun ternyata, Pangeran Anden kalah. Selanjutnya, Pangeran Anden menuju Gunung
Sumbing, meminta bantuan ayahnya, Bethoro Loano. Sang ayah sanggup membantu
putranya, untuk menyingkirkan Pangeran Joyokusumo.
Namun Bethono Loano sudah terlanjur bersumpah untuk tak
mengurusi hal-hal bersifat keduniawian. Karena itu, Bethoro Loano punya cara
lain. Bethoro Loano turun dari Gunung Sumbing dengan cara menghanyutkan
tubuhnya diatas rakit batang pisang atau topo ngeli di aliran Sungai Bogowonto.
Saat topo ngeli ini, kondisi hati Bethono Loano tengah galau. Sampailah suatu
saat ia di daerah Tambak, di sini batang pisangnya tersangkut di parapara
perangkap ikan, milik Kyai Tambak. Saat ditemukan, Bethoro Loano dalam kondisi
linglung (liwung). Dia bingung, bagaimana cara membantu putranya, menyingkirkan
Pangeran Joyokusumo.
Karena kondisinya itu, akhirnya Bethoro Loano disebut dengan
Kyai Liwung. Di pinggiran sungai Bogowonto di daerah Tambak ini, Kyai Liwung
sempat bertapa untuk beberapa saat, hingga akhirnya dia berternu dengan Kyai
Ganggeng. Pada Kyai Ganggeng, Kyai Liwung yang sejatinya Bethoro Loano ini
menceritakan, apa yang menjadikannya turun gunung dan membuat hatinya galau,
pikirannya liwung (bingung). Setelah mengetahui permasalahannya, Kyai Ganggeng
pun bersedia membantu Kyai Liwung. Setelah mendapatkan orang yang bersedia
membantu masalah putranya, Kyal Liwung pun kembali ke Gunung Sumbing.
“Tempat Kyai Liwung bertapa itu, akhirnya dikenal sebagai
makam Kyai Liwung. Namun sebenarnya, hanya petilasan,” cerita Mbah Slamet.
Sekembalinya Kyai Liwung, Kyai Ganggeng menemui Pangeran
Semono (penguasa Awu-awu langit), meminta bantuannya. Selanjutnya, Pangeran
Semono memerintahkan Patih Lowo ijo untuk menangkap Pangeran Joyokusumo. Segera
setelah itu Patih Lowo ijo bergegas menuju Kadipaten Loano. Singkat cerita,
sesampai di istana Loano, Lowo Ijo mendapati Pangeran Joyokusumo sedang
berupaya masuk ke keraton dengan cara seperti maling, melompati pagar beteng
keraton. Di tempat ituhah terjadi pertarungan antara Pangeran Joyokusurno
dengan Lowo ijo.
Puncak adu kesaktian keduanya, ketika Lowo ijo berubah
menjadi asap dan masuk kedalam kendi, disusul Pangeran Joyokusumo yang juga
berubah menjadi asap, lantas masuk ke dalam kendi Iainnya Mengetahui hal itu,
Lowo Ijo segera keluar dari kendi dan berubah menjadi manusia kembali, dan
dengan sigap menutup mulut kendi yang dimasuki Pangeran Joyokusumo. Pangeran Joyokusumo
pun terjebak di dalamnya.
Akhirnya Lowo Ijo membawa kendi berisikan Pangeran
Joyokusumo ke hadapan Kyai Ganggeng. Di hadapan Kyai Ganggeng, dibantinglah
kendi tersebut, dan segera asap keluar membumbung dan berubah wujud menjadi
sosok Pangeran JoyokuSumo.
“Kemudian terjadilah perkelahian antara Kyai Ganggeng dan
Pangeran Joyokusumo. Karena keduanya sama-sama Sakti, mereka tewas sampyuh,
atau mati secara bersamaan,” terang Mbah Slamet. Sebagai petilasan orang
linuwih, makam Kyai Liwung akhirnya menjadi sebuah tempat keramat. Dan dari
kisah tersebut, menjadikan banyak orang yang tengah mengalami permasalahan
berat rumah tangga, nyepi atau menjalani laku ritual di makam Kyai Liwung,
untuk mendapatkan petunjuk.
Yang menjadikan makam Kyai Liwung memiliki sawab khusus untuk mengatasi perselingkuhan,
ujar Mbah Slamet, berkaitan usaha Kyai Liwung (Bethoro Loano) yang berhasil
menyingkirkan Pangeran Joyokusumo yang telah menyelingkuhi anak mantunya, Dewi
Marilangen.
“Itulah kenapa, sawab khusus dari makam Kyai Liwung ini
sangat cocok untuk tolak selingkuh atau mengatasi perselingkuhan. Beliau tak
ingin anak cucunya bernasib seperti putranya dalam berumah tangga, istrinya
diganggu pria lain,” ungkap Mbah Slamet.
Aku Mbah Slamet, ritual yang disebutnya dengan ritual tolak
selingkuh atau ritual anti selingkuh itu, biasanya dilakukan oleh para ibu-ibu,
yang rumah tangganya kurang harmonis, karena sang suami suka selingkuh. Dengan
ritual tolak selingkuh ini, rumah tangga akan kembali rukun, dan suami tak selingkuh
lagi. Yang dimaksud dengan tolak sehingkuh ini, jelas Mbah Slamet, bisa
mengandung dua makna. Yang pertama, menolak atau mengantisipasi agar pasangan
kita, baik suami atau istri tak sehingkuh. Artinya, mengantisipasi agar tak
terjadi perselingkuhan diantara pasangan suami istri dalam berumah tangga.
Mbah Slamet mengistilahkan, mengunci pasangan masing-masing
agar tak menyeleweng. Ritual ini bisa dilakukan suami atau istri, atau kedua duanya
sekaligus. Karena tujuannya untuk keharmonisan berumah tangga, maka akan ada
semacam ikatan atau janji, bahwa keduanya tak akan mengkhianati pasangan
masing-masing. Janji ini, diikrarkan keduanya, di depan makam Kyai Liwung,
dengan kesungguhan hati masing-masing. Soah isi janji kesetiaan ini, tergantung
kesepakatan keduanya. Meski terlihat sepele, namun Mbah Slamet mengingatkan,
agar jangan sembarangan. Artinya, jangan umbar janji sembarangan, tanpa
mempertimbangkan resikonya.
Misalnya saja, kata Mbah Shamet, jika ada pasangan suami
istri sama-sama melakukan rituah tolak selingkuh ini, dan dalam pengucapan
janji, keduanya berujar, jika salah satu dari keduanya melakukan perselingkuhan
atau melangggar janji, maka salah satunya (Si pelanggar) akan mati, maka hal
itu bisa saja terjadi.
“Itu namanya kesiku atau kualat dengan sumpahnya sendiri.
Jadi jangan sembarangan ucap janji. Kalau benar-benar melanggar isi janji atau
sumpah itu, ya pasti ada saja kejadian yang mengakibatkan dia meninggal. Bisa
kecelakaan, atau mati tanpa sebab,” terang Mbah Slamet, ayah 5 anak ini.
Khusus masalah ini, Mbah Slamet selalu wanti-wanti, agar
memikirkan tentang resikonya. Ritual tolak selingkuh model begini, kata Mbah
Slamet, umumnya dilakukan oleh sepasang suami istri yang dianggap/dituduh
berselingkuh dengan orang lain oleh pasangannya sendiri.
Untuk membuktikannya, maka keduanya akan mengucap janji
untuk saling setia dan tak akan berpindah hati, sampai mati memisahkan keduanya.
Namun biasanya, mereka ini tak memikirkan soal resikonya, sehingga ketika
berucap janji, sekenanya. Cerita Mbah Slamet, beberapa waktu lalu, ada sepasang
suami istri dan wilayah Purworejo sendiri. Mereka datang menemui Mbah Slamet,
agar diantar ke makam mbah Kyai Liwung. Dan penjelasan yang diterima, bahwa si
suami merasa kesal, karena dituduh punya selingkuhan lagi.
Demikian juga dengan Si istri, yang tetap ngotot pada
tuduhannya, karena dia punya bukti dan saksi. Karena sama-sama bersikukuh
masing-masing benar, maka keduanya memutuskan untuk mengucap janji di depan
makam Kyai Liwung. Si suami bernadar, jika dia benar-benar berselingkuh, maka
dia siap mati. Demikian juga sebaliknya. Selang 40 hari kemudian, datang sebuah
kabar, kalau Si suami tersebut meninggal karena mengalami kecelakaan. Hal ini
menjadi bukti, untuk tak sembarang mengucap ikrar di makam keramat ini.
“Masa efektif sawab dari Mbah Liwung ini 40 hari.Jika memang
ada salah satunya yang berkhianat, ya maksimal 40 hari setelah dia melakukan
janji atau melanggar sumpahnya sendiri, maka akan terkena balak,” ungkap Mbah
Slamet.
Selain itu, yang dimaksud dengan ritual tolak selingkuh ini,
jika salah satu pasangan positif melakukan perselingkuhan (biasanya dilakukan
suami), dan si istri sudah berusaha mengingatkan, namun tak pernah berhasil.
Karena itu, Si istri ini melakukan ritual di makam Kyai
Liwung, meminta sawab dan berkahnya, agar Si suami kembali sadar, dan tak melakukan
perselingkuhan lagi, kembali pada istrinya. Khusus yang ini, ada syarat khusus
yang harus dibawa saat ritual, yakni foto Si suami/istri yang berselingkuh. Di
depan makam, dengan didampingi juru kunci, si pengalap berkah bisa menyampaikan
apa tujuannya.
Usai ritual, dalam jangka waktu maksimal 40 hari, hampir bisa
dipastikan, jika suami/ istri yang tadinya berselingkuh, akan kembali sadar.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Menurut Mbah Shamet, itu dikarenakan sawab dari
Kyal Liwung.
“Yang harus diingat, semua ini karena kuasa Tuhan Yang Maha
Esa. Ritual sehingkuh di makam Kyai Liwung
hanya sebatas perantara saja,” pungkas kakek 10 cucu ini.
0 Response to "Tempat Keramat Yang Dapat Mengatasi Perselingkuhan"
Post a Comment