Hai perkenalkan nama saya wiwin ini
cerita tentang mengantar orang yang sudah mati, di alami suami saya 1
tahun lalu saat masih baru di desa saya nama tempat di samarkan di
daerah Kendal, Jawa Tengah. Cerita ini bermula saat suami saya pulang
dari toko kami sekitar jam 10 malam, suami saya melewati pertigaan masuk
desa. Suami saya biasa saja saat melewati pertigaan itu tanpa ada
firasat aneh jelang 10 meter suami saya melihat ada seorang perempuan
berjalan sendirian percakapanya seperti ini.
Suami (s).
perempuan (p).
perempuan (p).
S: ayo kalau mau bareng mbak.
P: iya mas makasih.
S: dari mana mbak.
P: dari warung sana mas.
P: iya mas makasih.
S: dari mana mbak.
P: dari warung sana mas.
S: oh nah pulang mana mbak kok jalan kaki malam malam.
P: desa m mas (sensor).
S: oh tetanggaan desa mbak namane mbak siapa ?
P: el (inisial) mas (jawab lirih).
P: desa m mas (sensor).
S: oh tetanggaan desa mbak namane mbak siapa ?
P: el (inisial) mas (jawab lirih).
S: turun mana ini mbak.
P: itu rumah depan mas cat biru.
S: sini ya mbak.
P: iya mas makasih.
S: sama sama mbak.
P: itu rumah depan mas cat biru.
S: sini ya mbak.
P: iya mas makasih.
S: sama sama mbak.
Sesampainya di
rumah suami saya cerita kalau barusan boncengin wanita namanya el
(inisial) orang desa m (sensor) lantas saya dan seisi rumah kaget dan
ngomong kepada suami saya, karena yang di boncengin itu bukan manusia
karena el (inisial) itu sudah meninggal 1 bulan yang lalu. Di karenakan
kecelakaan sepeda motor. Sejak saat itu setiap pulang malam suami saya
pasti klakson di pertigaan itu, ya jaga-jaga saja. Sekian ceritanya.
0 Response to "Mengantar Orang Yang Sudah Meninggal"
Post a Comment