Aku ingin berbagi cerita tentang lemari kayu berhantu, begini kisahnya. Waktu itu aku masih 14 tahun dan aku baru pindah ke bandung. Aku pindah dari ibu kota ke kota kembang hingga sekarang, awalnya aku tidak suka ayah memindahkan sekolah dan kehidupanku padahal saat itu ayahku terkena PHK di perusahaannya. Maklum aku belum pernah mengerti kehidupan dan aku adalah anak semata wayang jadi tidak terbiasa dengan fluktuasi hidup.
Tapi pertama kali aku menginjakan kaki di bandung, semua kekecewaanku hilang saat aku melihat rumah tua peninggalan belanda. Ayah, rumahnya bagus seperti rumah barbie dan aku masih sangat ingat ketika pertama aku melihat rumah yang aku tempati sampai sekarang itu. Dan benar saja, rumah tua itu sangat bagus dan terurus.
Ada satu yang menarik, di rumah besar itu ada satu ruangan besar disampingnya dengan kaca-kaca besar disekelilingnya. Aku mau kamarku disana, aku menunjuk ruangan kamar itu. Aku sangat senang waktu itu karena memang aku tidak merasakan hal yang aneh dengan ruangan besar itu. Seharian penuh aku mendekorasi ruangan itu sambil dibantu oleh Ayah.
Di sudut kamar ayah menaruh lemari kayu besar, ayah bilang lemari unik itu ayah dapat dari belakang rumah. Entah apa yang terjadi sampai pemilik rumah sebelumnya meninggalkan lemari itu. Aku mulai menata bajuku disitu, dan ada yang aneh dengan lemari itu. Bau yang berasal dari lemari itu, bukan seperti bau lemari pada umumnya. Seperti bau minyak wangi, baunya seperti bunga.
Seminggu setelah menempati rumah itu aku tidak pernah mendapatkan hal yang aneh bahkan aku berani ditinggal tidur sendirian oleh orangtua ku. Lemari kayu itu aku cat dengan warna biru muda tapi makin lama terasa ada yang ganjil dengan lemari itu dan ada yang aneh dengan ruanganku. Saat malam tertentu seperti malam jumat, dari lemari itu keluar bau yang sangat menyengat. Awalnya aku tidak curiga, tapi lama kelamaan aneh juga.
Aku sempat memberitahu ibu, dan ibu bilang kalau dia tidak menyimpan kamper atau wangi didalam lemari itu. Jadi wangi apa yang keluar dari lemari itu, rasa penasaran membuatku semakin ingin mengetahui bau tersebut. Aku sering membuka lemari pintu dan jarang menutupnya, aku berpikir kalau itu bisa menghilangkan bau nya. Tapi malah bau nya semakin menyengat hingga suatu malam misteri bau itu terkuak juga.
Dan beginilah ceritanya, malam itu ibu bilang kalau dia akan menjemput oma yang akan datang kerumah. Ibu pergi bersama ayah, jadi dia bilang kalau aku akan ditinggal sendiri dengan waktu yang cukup lama. Ibu memanggil Bi Idah, pembantu yang dipinjam sementara dari tetangga untuk menemaniku sementara waktu. Dan malam itu pun, Ibu dan Ayah meninggalkanku bersama bi idah. Bi idah adalah wanita paruh baya yang pendiam, jadi selama dia menemaniku dia tidak berbicara satu katapun.
Jadi aku yang bertanya terus-terusan, aku pun melewatkan malam dengan menonton saluran televisi dikamara tentu saja bersama bi idah. Waktu menunjukan jam 10 malam, aku melihat bi idah seperti menguap dan aku masih sibuk memindahkan saluran televisi yang akan membuatku mengantuk. Tapi aneh, mataku sama sekali tidak mau terpejam. Padahal biasanya jam 9 aku sudah tidur terlelap dikamar, 1 jam pun berlalu. Jam kini sudah menunjukan arah pukul 11 malam.
Kali ini aku mencoba dengan sangat keras untuk tidur, aku mematikan televisi dan menarik selimutku. Posisiku waktu itu tertutup penuh oleh selimut, seperti mayat yang baru saja meninggal dan suasana hening malam itu. Lalu bau itu, aku langsung menyibakkan selimutku dan langsung mengarah ke lemari kayu di sudut kamarku.
Aku bangun dari tempat tidurku dan menghampiri lemari kayu tua itu, aku kembali membukanya dan melangkah kembali ke arah kasur. Tiba-tiba aku membalikan badanku secara spontan, pintu lemari itu langsung tertutup. Aku melangkah lalu membuka lemari dan kembali, belum jauh dari lemari itu tiba-tiba pintu lemarinya tertutup kembali. Aku belum curiga apa-apa waktu itu, aku pikir memang angin atau pintu lemari itu memang lagi rusak.
Sampai akhirnya aku sangat kesal, dengan perasaan kesal aku melangkah ke arah tempat tidur dan menutup kembali badan dengan selimut. Aku menutup mata dan aku menutup telingaku, aku yakin kalau itu bukan angin. Aku ini anak pemberani dan sama sekali tidak takut dengan hantu. Tapi lama kelamaan suara lemari itu sangat mengganggu. Aku mendekati lemari yang terbuka dan tertutup sendiri itu. Aku mendekatinya dan astaga, badanku tegap berdiri kaku sambil nafasku yang seakan berhenti sejenak.
Mataku melotot dan mulutku menganga, ternyata yang membuat pintu lemari kayu itu terbuka dan tertutup bukanlah angin tapi astaga ada seorang anak kecil berambut hitam panjang dengan menggunakan gaun putih sedang berjongkok didalam lemari. Posisinya dia duduk dengan lutut menyentuh dada, wajahnya tertunduk sambil lengannya memainkan pintu lemari.
“Siapa kamu? kamu masuk darimana? keluar dari lemariku sekarang”. Anak perempuan itu langsung menghentikan tangannya memainkan lemari. Dia menengadahkan wajahnya perlahan dan astaga, betapa terkejutnya aku saat melihat mukanya yang menyeramkan. Wajahnya pucat dengan lubang besar di mata tanpa kedua bola matanya. Aku bergerak mundur sambil menutup mulutku. Dan dengan langkahnya yang kaku dia bergerak mendekatiku.
Tangannya menjulur seolah akan mencekik leherku, aku mundur dan berlari ke atas kasur lalu menutup badanku dengan selimut. Didalam selimut aku menutup mata dan menutup telinga, aku menyadari kalau yang aku lihat bukan anak manusia. Aku menyibak kan selimut lagi, bangkit dan mencoba membangunkan bi idah. Aku tidak mau melihat ke arah lemari itu, yang aku lakukan adalah terus berusaha membangunkan bi idah.
Bi idah membelakangiku, dengan sekuat tenaga aku membangunkan bi idah. Tanpa sengaja aku menarik badannya hingga terlentang dan yang aku bangunkan ternyata bukan bi idah. Melainkan sosok menyerupai bi idah dengan muka yang rata. Aku mundur hingga punggungku menyentuh tempat tidurku, Aku menutup muka sambil menangis.
Sambil aku berteriak-teriak tidak jelas hingga aku membuka tanganku dan seraut wajah perempuan tua terlihat memandangiku dengan wajah khawatir. Itu adalah bi idah, aku kemudian menangis dengan meraung kencang dan aku menjelaskan semuanya sambil menangis. Bi idah mencoba menenangkanku dengan segelas air minum yang dibawanya dari meja pinggir kasurku.
Setelah tenang bi idah mengajak aku untuk tidur dikamarnya hingga besok pagi. Hari berlalu dan aku tidak menceritakan itu kepada mamah dan papah. Aku tidak mau mereka takut, namun lambat laun mamahku mengetahui ceritanya. Lalu segera mengganti lemari itu dengan lemari baru. Aku yakin, kalau mamah mengetahui hal tersebut dari bi idah. Tapi semenjak itu, bau dikamarku menghilang dan tidak ada lagi hal aneh yang terjadi.
Menurut bi idah, lemari kayu yang berada dikamarku itu sengaja ditinggalkan oleh penghuni lamanya karena tidak kuat menahan pedih jika melihat lemari itu. Konon lemari yang ditinggalkan tersebut adalah lemari dari anak perempuan yang pernah tinggal dirumah itu. Dan meninggal karena sakit kanker yang dideritanya, lemari itu adalah lemari kesayangan putrinya dan dia meninggal pada umur 14 tahun.
0 Response to "Lemari Kayu Antik"
Post a Comment