Kamar Nomor 13 Part II

Baca part sebelumnya dulu di kamar nomor 13. Beberapa hari kemudian, aku merasakan sesuatu yang tidak biasa atau bahwa merasakan sesuatu yang aneh. Saat aku sedang mandi, aku merasa ketakutan saat lampu berkedip-kedip dan bahkan pula krannya pun mati. Bahkan saat aku sedang di kampus pun, aku merasakan diikuti seseorang, padahal aku tidak diikuti dengan seseorang.
Dan saat aku sedang berada dibawah pohon, tiba-tiba aku melihat hantu berwujudkan seorang perempuan yang menyeramkan dan aku kaget lalu ketakutan. Setelah ketakutan itu tidak berhenti selama berhari-hari, aku sedang mengalami depresi dan aku sering tidak masuk untuk ngampus. Saat aku berada didalam kost, Helena mengetuk pintu untuk ingin bertemu aku dan Dinda pun membuka pintu lalu aku ingin sekali curhat dengan Helena.
“Dinda, kenapa kamu ini sering enggak masuk kampus?” Helena bertanya.
“Jadi begini, aku ini sempat ngedrop apalagi aku depresi” aku menjawabnya dengan lemas.
“Loh, kenapa kamu bisa seperti ini?” Helena kaget.
“Jadi kayaknya selama aku dikamar kost ini, aku merasakan sesuatu yang aneh dan itu pun aku pun juga takut selama aku menginap dikamar kost ini apalagi aku juga ngerasain diikuti sama seseorang yang misterius yang aneh. Lalu apa ada yang bermasalah ya sama kamar kost ini ya?” curhatku.
“Nah aku punya ide nih, gimana kalau kita ini nanti curhat ke pak Sueb, itu loh yang punya kamar kost-kostan ini”.
“Boleh juga tuh”.
Lalu aku dan Helena pergi dan ingin bertemu dengan pak Sueb. Lalu bertemulah pak Sueb disebuah tempat penjagaan kost tersebut.
“Permisi pak Sueb” aku dan Helena mengucapkannya secara bersama.
“Iya ada apa?” ucap pak Sueb.
“Jadi begini pak, kalau kamar kost yang ditempati aku itu ada masalah apa ya pak sampai aku ini ketakutan selama tinggal dikamar kost ini?” aku curhat.
“Yang nomor 13 kan?” pak Sueb bertanya.
“Iya pak”.
Gambar terkait“Jadi begini, beberapa tahun yang lalu ada mantan penghuni kost nomor 13 yang sudah meninggal karena dianiaya dikamar kost tersebut. Mantan penghuni kost tersebut dikenal pendiam dan sampai-sampai dia dianiaya setelah dia melakukan hubungan s*ks*al dengan pacarnya”.
“Oh jadi begitu ceritanya, lalu biar dikamar kostnya enggak ada hantunya gimana pak?” Helena bertanya.
“Oh iya, ini kan sudah hari jumat tanggal 13, jadi nanti kalian berdua atau kalian boleh bantu seseorang buat mengusir hantu penghuni kost tersebut”.
“Cara mengusir hantunya gimana ya pak?” Dinda bertanya.
“Caranya siapkan lilin dan suguhan makanan untuk roh hantu itu, lalu ambil barang-barangnya mantan penghuni kost tersebut diatas lemari itu untuk dibakar”.
“Tapi kalau suguhannya harus dapat dari mana?”.
“Gini saja, kalau suguhannya itu sudah aku siapkan kok, nanti saat mau ritualnya ya bisa ambil disini kok”.
“Oh jadi gitu ya pak, baiklah terima kasih ya pak”.
Setelah itu, aku dan Helena mengakhiri obrolan tersebut dengan pak Sueb. Saat sedang melakukan persiapan untuk ritual tersebut, aku ingin mengajak bersama pacarnya, sebut saja Reza yang juga satu kampus dengannya dan aku ingin mengajaknya karena aku ingin dibantu dengan Reza untuk mengusir roh hantu. Dan Reza mau membantu aku dan Helena.
Saat persiapan sedang dimulai, Helena mengambil sebuah lilin beserta suguhannya dan lalu suguhannya tersebut diletakkan didalam kamar kost. Dan sedangkan aku dan pacarku sedang membakar barang-barang milik mantan penghuninya tersebut. Saat sedang persiapan untuk pembakaran, aku yang meletakkan barang tersebut sedangkan pacarku yang sedang menyiapkan korek api untuk membakar barang tersebut.
Karena tidak mempan dalam pembakaran tersebut, karena ulah dari roh hantu itu. Maka pacarku memberikan satu jeriken minyak tanah agar pembakaran tersebut bisa hangus keseluruhannya. Dan akhirnya, pembakaran tersebut sudah selesai dilakukan sehingga tidak tersisa lagi dan ritual tersebut berhasil dijalankan. Beberapa hari kemudian, akhirnya aku tidak takut lagi dan tidak ada masalah sama sekali dengan kamar kost tersebut. Dan jadinya tidak perlu lagi berpindah tempat kost apalagi berpisah dengan sahabatku, Helena.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kamar Nomor 13 Part II"

Post a Comment