Keponakanku..

Apa kabar semua kakak sahabat CM101? Aku mau menceritakan kisah nyata yang kejadiannya sudah lama banget dan mungkin ceritanya tidak terlalu seram. Tapi ingin aku ceritakan. Sebenarnya aku punya keponakan laki-laki. Lebih tepatnya adik laki-laki dari Lala. Tapi dia sudah berpulang (almarhum) lebih dulu. Kebetulan waktu itu aku lagi di rumah orang tuaku. Pagi hari sebelum matahari terbit ayahku mendapat kabar berita duka dari kakak. Kalau keponakan laki-lakiku meninggal di rumah sakit karena sakit usus buntu setelah operasi.
Gambar terkaitUsianya masih sangat kecil. SD saja belum tamat. Almarhum pun berencana di makamkan di pemakaman umum di daerah tempat orang tuaku tinggal. Saat proses pemakaman atau penguburan sekitar sore hari. Kebetulan waktu itu aku yang turun ke dalam tanah galian kuburan untuk menidurkan almarhum ke tempat tidur terakhirnya. Saat proses pemampatan tanah aku lupa dan tidak ada orang lain juga yang mengingatkan aku.
Kalau seharusnya tidak boleh berpegangan pada dinding tanah saat memampatkan tanah yang di turunkan. Tapi aku melakukan itu. Singkat cerita di daerah tempat aku tinggal ada seorang bibi yang bisa di bilang indigo atau bisa berinteraksi dengan makhluk yang seperti itu. Aku samarkan namanya sebut saja namanya bibi jeruk. Setelah tahlil di malam pertama yang memang tahlilannya juga dilakukan setelah shalat isya. Sekitar mungkin pukul 21.00 malam karena aku juga lupa jamnya. Waktu itu aku berjalan mau ke dapur. Tiba-tiba saja ada bibi jeruk yang menghadangku tepat di pintu dapur.
BJ: bibi jeruk.
A: aku.
BJ: jangan ke dapur dulu ndri.
A: kenapa memang bi?
BJ: ada yang lagi makan.
A: siapa bi?
BJ: almarhum.
A: iya bi.
Aku pun mencoba sedikit melihat-lihat ke arah meja yang ada di dapur. Di atas meja itu aku lihat ada 2 piring dan 3 gelas. 1 piring berisi nasi dengan lauk dan sayur. 1 piring lagi berisi kue. Dan 1 gelas susu, 1 gelas kopi, 1 gelas teh. Aku pun memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur dengan kondisi sedih dan merasa sangat kehilangan. Sekitar jam 02.00 malam aku terbangun. Seperti ada yang membangunkan tapi aku tidak tahu siapa, karena aku tidur sendiri. Tidak lama setelah itu “*sereksek, kedebuk” terdengar ada suara buah mangga yang jatuh dari pohonnya.
Dari arah depan rumah karena memang ada pohon mangga di depan rumah. Padahal pohon mangganya sedang tidak berbuah. Karena penasaran aku keluar rumah untuk melihat. Kalau suaranya dari arah belakang rumah pasti aku tidak berani. Karena di kebun bambu belakang rumah suara itu memang kadang suka ada terdengar. Setelah di depan rumah aku melihat di sekitar pohon mangga itu tidak ada buah mangga yang terjatuh tadi.
Aku tidak terlalu takut karena ada sodara yang menginap dan tidur di ruang tengah. Karena aku sangat penasaran hingga aku berjalan sampai tepat di bawah pohon mangga. Untuk mencari sebenarnya yang jatuh tadi itu buah mangga atau apa. Tapi aku benar-benar tidak menemukan apapun. Rasa berani aku mulai buyar saat aku melihat lihat ke atas pohon mangga. Ada tiupan angin yang lumayan kencang mengarah ke badanku.
Tapi aku lihat ke arah dedaunan dan rumput di sekitar tidak ada satu daun pun yang bergerak. Akhirnya aku bergegas lari kembali kedalaman rumah dan tidur. Di malam tahlil kedua setelah tahlilan aku melihat di atas meja dapur ada piring berisi tiga buah mangga yang kelihatan masih muda (mentah). Karena penasaran aku bertanya sama bibi jeruk.
A: bi itu kok di dapur ada mangga?
BJ: almarhum minta mangga yang belum matang.
Hanya sampai disitu saja aktivitas aneh yang aku alami setelah keponakanku atau adik laki-laki Lala meninggal. Di malam tahlil ketiga hingga terakhir aku tidak mengalami kejadian aneh apapun lagi. 
 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keponakanku.."

Post a Comment