Kamar Nomor 13

Hay, kali ini sahabatku Dinda ingin bercerita disini. Namaku adalah Dinda Syahputri dan satu lagi, aku mempunyai sahabat yang bernama Helena Jasmine. Kita berdua ini dulu memang satu sekolah apalagi kita juga sahabat dan sekarang kita berdua sudah lulus tapi, kita berdua pun juga mendaftar di Universitas yang sama dan kita berdua pun juga diterima di Universitas yang sama.
Gambar terkaitDari Jakarta menuju ke Yogyakarta, dimana aku bersama Helena pindah ke Yogyakarta karena kita berdua juga kuliah di Universitas yang sama. Dan kita berdua juga berangkat melalui kereta api. Setelah kita berdua sampai di Yogyakarta, aku dan Helena sedang mencari sebuah kost yang lokasinya tidak jauh dengan kampus.
“Helena, kalau soal kamar kostnya dimana ya?” tanyaku.
“Begini saja, letak kostnya didekat kampus ya?” jawab Helena.
“Boleh juga tuh kalau kost letaknya didekat kampus”.
Lalu, aku dan Helena pergi untuk mencari kamar kostnya. Saat kami berdua menemukan tempat kost, namun aku dan Helena sedang merebut kamar kostnya karena biaya sewa kamar kostnya pun berbeda-beda. Kost nomor 13 lebih murah dari pada kost nomor 10, akan tetapi Helena menyerah dan aku mendapatkan kost yang bernomorkan 13. Saat aku baru memasuki kamar kost tersebut, aku baru saja sedang melihat kamar kostnya tersebut.
“*Hmm kamar kostnya sepertinya sudah yang aku harapkan sebelumnya, tapi aku mau tidur ah kebetulan aku ini sudah cape”. Lalu aku sudah tertidur dengan pulas. Setelah aku terbangun dari tidur, aku pun mendengar ketukan pintu dari seseorang dari depan dan ternyata itu adalah penjaga sekaligus pemilik kost tersebut. Sebut saja namanya adalah Sueb dan sudah 25 tahun, dia adalah pemilik kost tersebut.
“Assalamualaikum” pak Sueb mengucapkan salamnya.
“Waalaikumsalam, ada apa ya pak Sueb?” aku pun membuka pintunya lalu aku juga menjawab salamnya.
“Sebentar dulu ya nak”.
(Aku pun kaget melihat apa yang dibawa pak Sueb).
“Eh, bapak ini mau naruh apa ya pak?”.
“Sudah-sudah kamu lihat saja nanti, kalau mau tanya soal itu bisa dibicarakan nanti kok”.
Lalu pak Sueb pergi begitu saja dan setelah itu, apa yang aku lihat, rupanya hanyalah semacam suguhan yang bagi aku ini cukup aneh sekali melihat seperti ini, tapi kenapa ya pak Sueb meletakkan semacam itu ya? Tetapi aku pun baru saja melihat hal seperti ini dan aku mengabaikan hal-hal seperti ini. Aku pun membiarkannya. Bersambung ke kamar nomor 13 part 2.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kamar Nomor 13"

Post a Comment