Cerita
hantu tidak selalu menegangkan dan seram, bisa juga hantu menjadi teman
kita. “Sial! Aku terlambat ini” ucapku yang tergesa-gesa memakai
sepatu, karena ini hari pertamaku masuk kelas, aku langsung mengambil
sepedaku dan pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah aku langsung
menaruh sepedaku, dan berlari menuju ke kelas.
*Tok, tok, tok, aku mengetuk pintu kelas.
“Kenapa kamu terlambat inikan hari pertamamu” ucap guru yang menegurku.
“Maaf bu aku telat bangun tadi”.
“Besok jangan di ulangin lagi”.
“Iya bu”.
“Ini murid baru kita disini perkenalkan namamu nak” ucap guru.
“Hay semua nama saya yuta, aku pindahan dari Surabaya salam kenal semua” ucapku yang agak sedikit grogi.
Guru pun menyuruhku duduk di kursi paling depan karena sudah lama kosong, terlihat gadis duduk di sudut belakang tersenyum ke arahku, aku membalas senyuman gadis itu, dia terlihat manis saat terseyum. Mata pelajaran pertama pun selesai, aku merapikan buku, terlihat gadis itu hanya diam di kursi tidak melakukan apa-apa dari tadi. Aku berdiri dari kursiku dan mendekatinya.
“Hay” sapaku di sampingnya.
“Hay juga” balasnya.
“Yuk ke kantin. aku kan murid baru belum terlalu tahu tentang sekolah ini” terangku padanya.
“Boleh ayo ke kantin” ajaknya langsung menarik tanganku, tapi tangan dia begitu dingin dengan kulitnya yang pucat.
“Tunggu sebentar dong, ngomong-ngomong namamu siapa?” tanyaku.
“Namaku rikka”.
“Rikka nama yang bagus banget”.
Saat aku berjalan dengan rikka sambil mengobrol, terlihat orang-orang yang melihatku seperti aneh tatapan mereka terhadapku, apa ada yang salah denganku (gumamku). Sesampainya kami di kantin, terlihat kantin sangat ramai sekali tinggal 2 kursi saja yang kosong. Aku menyuruh rikka untuk menempati kursi itu sebelum di ambil orang, dan aku pergi memesan makanan.
Aku antri urutan ke 4, aku paling sebal seperti ini hanya memesan harus antri, terlihat rikka senyum-senyum ke arahku, dia terlihat senang, aku melihat tempat duduk rikka yang aku suruh jaga, di duduki seseorang rikka coba mengusirnya, dengan berteriak tapi anehnya orang itu tidak mendengarnya sama sekali. Aku melihat rikka mengambil sendok dan memukul kepala itu, tiba-tiba orang itu berteriak hantu-hantu, semua orang berlarian kecuali aku yang merasa aneh, itukan hanya rikka yang memukul pakai sendok kenapa semua orang lari?
Aku pun menghampiri rikka.
“Eh rikka kenapa semua orang lari?” tanyaku bingung.
“Mereka takut denganku, karena aku hantu” ucap rikka.
“*Hehe kamu nih bercanda saja deh” ucapku tertawa lepas.
“Kamu tidak percaya aku hantu?” ucap rikka lagi mencoba mempercayainya.
“Mana ada hantu secantik kamu, dan semanis kamu rikka, sudah-sudah biarkan saja mereka kita makan saja lah”.
“Iya sudah kalau enggak percaya yuta”.
Kami pun makan sambil mengobrol-ngobrol ternyata rikka cewek yang asik orangnya suka canda dan bawel orangnya. Setelah kami makan, rikka mengajakku ke lantai atas sekolah di atap-atap gedung sekolah, aku pun berjalan ke sana, baru saja sampai di lantai 2 bell pun berbunyi, tandanya jam pelajaran akan segera di mulai.
“Eh, sudah bunyi bellnya, ayo kita masuk kelas dulu rikka, nanti saja kalau pulang sekolah” ucapku menarik tangan rikka, yang masih terasa dingin.
“Aduh, pelan-pelan dong yuta, sakit tanganku” ucap rikka.
“Ini sudah hampir sampai nih” ucapku yang masih menariknya.
Aku pun sampai di kelas dan mulai duduk di kursiku sendiri, rikka juga duduk di kursinya sendiri, guru pun datang dan mulai mengabsen muridnya, tapi dari sekian nama yang di sebut guru tidak ada yang aku dengar nama rikka.
“Bu kenapa nama rikka tidak ada?” ucapku.
“Rikka? Rikka siapa yuta” ucap ibu guru yang heran dengan pertanyaanku.
“Rikka bu itu yang duduk di kursi belakang sudut kanan” ucapku yang memunjukan rikka yang sedang duduk di sana.
“Kamu nih ngaco tidak ada rikka disana yuta, rikka itu murid yang sudah meninggal 4 tahun yang lalu yuta” ucap jelas guruku.
*Tok, tok, tok, aku mengetuk pintu kelas.
“Kenapa kamu terlambat inikan hari pertamamu” ucap guru yang menegurku.
“Maaf bu aku telat bangun tadi”.
“Besok jangan di ulangin lagi”.
“Iya bu”.
“Ini murid baru kita disini perkenalkan namamu nak” ucap guru.
“Hay semua nama saya yuta, aku pindahan dari Surabaya salam kenal semua” ucapku yang agak sedikit grogi.
Guru pun menyuruhku duduk di kursi paling depan karena sudah lama kosong, terlihat gadis duduk di sudut belakang tersenyum ke arahku, aku membalas senyuman gadis itu, dia terlihat manis saat terseyum. Mata pelajaran pertama pun selesai, aku merapikan buku, terlihat gadis itu hanya diam di kursi tidak melakukan apa-apa dari tadi. Aku berdiri dari kursiku dan mendekatinya.
“Hay” sapaku di sampingnya.
“Hay juga” balasnya.
“Yuk ke kantin. aku kan murid baru belum terlalu tahu tentang sekolah ini” terangku padanya.
“Boleh ayo ke kantin” ajaknya langsung menarik tanganku, tapi tangan dia begitu dingin dengan kulitnya yang pucat.
“Tunggu sebentar dong, ngomong-ngomong namamu siapa?” tanyaku.
“Namaku rikka”.
“Rikka nama yang bagus banget”.
Saat aku berjalan dengan rikka sambil mengobrol, terlihat orang-orang yang melihatku seperti aneh tatapan mereka terhadapku, apa ada yang salah denganku (gumamku). Sesampainya kami di kantin, terlihat kantin sangat ramai sekali tinggal 2 kursi saja yang kosong. Aku menyuruh rikka untuk menempati kursi itu sebelum di ambil orang, dan aku pergi memesan makanan.
Aku antri urutan ke 4, aku paling sebal seperti ini hanya memesan harus antri, terlihat rikka senyum-senyum ke arahku, dia terlihat senang, aku melihat tempat duduk rikka yang aku suruh jaga, di duduki seseorang rikka coba mengusirnya, dengan berteriak tapi anehnya orang itu tidak mendengarnya sama sekali. Aku melihat rikka mengambil sendok dan memukul kepala itu, tiba-tiba orang itu berteriak hantu-hantu, semua orang berlarian kecuali aku yang merasa aneh, itukan hanya rikka yang memukul pakai sendok kenapa semua orang lari?
Aku pun menghampiri rikka.
“Eh rikka kenapa semua orang lari?” tanyaku bingung.
“Mereka takut denganku, karena aku hantu” ucap rikka.
“*Hehe kamu nih bercanda saja deh” ucapku tertawa lepas.
“Kamu tidak percaya aku hantu?” ucap rikka lagi mencoba mempercayainya.
“Mana ada hantu secantik kamu, dan semanis kamu rikka, sudah-sudah biarkan saja mereka kita makan saja lah”.
“Iya sudah kalau enggak percaya yuta”.
Kami pun makan sambil mengobrol-ngobrol ternyata rikka cewek yang asik orangnya suka canda dan bawel orangnya. Setelah kami makan, rikka mengajakku ke lantai atas sekolah di atap-atap gedung sekolah, aku pun berjalan ke sana, baru saja sampai di lantai 2 bell pun berbunyi, tandanya jam pelajaran akan segera di mulai.
“Eh, sudah bunyi bellnya, ayo kita masuk kelas dulu rikka, nanti saja kalau pulang sekolah” ucapku menarik tangan rikka, yang masih terasa dingin.
“Aduh, pelan-pelan dong yuta, sakit tanganku” ucap rikka.
“Ini sudah hampir sampai nih” ucapku yang masih menariknya.
Aku pun sampai di kelas dan mulai duduk di kursiku sendiri, rikka juga duduk di kursinya sendiri, guru pun datang dan mulai mengabsen muridnya, tapi dari sekian nama yang di sebut guru tidak ada yang aku dengar nama rikka.
“Bu kenapa nama rikka tidak ada?” ucapku.
“Rikka? Rikka siapa yuta” ucap ibu guru yang heran dengan pertanyaanku.
“Rikka bu itu yang duduk di kursi belakang sudut kanan” ucapku yang memunjukan rikka yang sedang duduk di sana.
“Kamu nih ngaco tidak ada rikka disana yuta, rikka itu murid yang sudah meninggal 4 tahun yang lalu yuta” ucap jelas guruku.
Sontak aku langsung kaget, dengan
penjelasan guruku yang tadi ia bilang bahwa rikka meninggal karena bunuh
diri 4 tahun yang lalu, lalu rikka adalah hantu yang aku temani tadi,
aku pun menoleh ke arah rikka. Terlihat kepalanya di lumuri darah segar
yang mengalir membasahi bajunya. Jantungku berdetak kencang, keringat
dinginku mengalir dengan cepat, aku pun pingsan.
Saat aku bangun aku sudah di UKS.
“Kamu sudah bangun yuta” ucap rikka yang tiba-tiba di sampingku.
“Jangan dekati aku hantu. Aku tidak punya salah denganmu pergi kamu pergi!” teriakku yang mengagetkan seisi ruangan.
“Tapi aku hanya ingin berteman denganmu apa salah yuta, tadi kan aku juga sudah bilang kalau aku ini hantu” ucap rikka lembut.
“Pergi! Pergi kamu, pergi” ucapku mengusirnya dengan selimut yang aku pakai.
“Kamu sudah bangun yuta” ucap rikka yang tiba-tiba di sampingku.
“Jangan dekati aku hantu. Aku tidak punya salah denganmu pergi kamu pergi!” teriakku yang mengagetkan seisi ruangan.
“Tapi aku hanya ingin berteman denganmu apa salah yuta, tadi kan aku juga sudah bilang kalau aku ini hantu” ucap rikka lembut.
“Pergi! Pergi kamu, pergi” ucapku mengusirnya dengan selimut yang aku pakai.
Terlihat dia meneteskan air mata, dan menghilang di hadapanku secara tiba-tiba.
“Kamu kenapa berteriak-teriak?” ucap guruku.
“Tidak apa-apa bu, boleh saya pulang bu?” tanyaku.
“Boleh saja kalau badan kamu lagi tidak enak badan, silahkan” ucap guruku.
“Kamu kenapa berteriak-teriak?” ucap guruku.
“Tidak apa-apa bu, boleh saya pulang bu?” tanyaku.
“Boleh saja kalau badan kamu lagi tidak enak badan, silahkan” ucap guruku.
Aku
pun mengambil tasku dan melangkahkan kakiku ke pintu gerbang dan
pulang. 1 minggu berlalu aku mulai terbiasa dengan penampakan rikka
terhadapku, dengan penampakannya yang secara tiba-tiba datang di
hadapanku saat aku bersama dengan temanku.
Tiba-tiba perutku terasa sakit aku pun ke toilet, tak lama kemudian aku keluar dan mencuci tanganku.
“Sudah BAB nya lama banget ada 10 menit, ngapain saja di toilet” ucap rikka yang tiba-tiba di sampingku.
“Astaga rikka! Buat kaget saja deh”.
“*Hehe, maaf, sudah tidak takut nih denganku?” ucap rikka senyum terhadapku.
“Sudah biasa, lagian wujudmu tidak terlalu memyeramkan juga hanya bajumu bercak darah semua, aku sudah terbiasa” ucapku.
“Sudah lihat yang seram-seram berarti?” tanya rikka.
“Sudah lah, aku nonton yang mutilasi-mutilasi gitu, jadi sudah biasa apa lagi yang seperti kamu biasa buatku” ucapku yang sok berani.
“Kalau begini ” ucap rikka, sambil memutar lehernya sampai ke belakang.
“Sudah BAB nya lama banget ada 10 menit, ngapain saja di toilet” ucap rikka yang tiba-tiba di sampingku.
“Astaga rikka! Buat kaget saja deh”.
“*Hehe, maaf, sudah tidak takut nih denganku?” ucap rikka senyum terhadapku.
“Sudah biasa, lagian wujudmu tidak terlalu memyeramkan juga hanya bajumu bercak darah semua, aku sudah terbiasa” ucapku.
“Sudah lihat yang seram-seram berarti?” tanya rikka.
“Sudah lah, aku nonton yang mutilasi-mutilasi gitu, jadi sudah biasa apa lagi yang seperti kamu biasa buatku” ucapku yang sok berani.
“Kalau begini ” ucap rikka, sambil memutar lehernya sampai ke belakang.
Yuta pun ketakutan melihat rikka seperti itu, rikka pun menertawainya.
“Katanya berani baru gitu saja teriak teriak hehe” ucap rikka tertawa lepas.
“*Haha, kamu sih gak bilang bilang dulu” ucap yuta mengatur nafasnya.
“Kita teman kan sekarang” ucap rikka menyulurkan kelingkingnya.
“Iya kita teman sekarang” ucap yuta menyatukan kelingkingnya dengan rikka.
“*Haha, kamu sih gak bilang bilang dulu” ucap yuta mengatur nafasnya.
“Kita teman kan sekarang” ucap rikka menyulurkan kelingkingnya.
“Iya kita teman sekarang” ucap yuta menyatukan kelingkingnya dengan rikka.
Dan rikka pun mengajak yuta ke atas gedung sekolah, untuk memberi tahukan disini dia telah mati.
0 Response to "Berteman Dengan Hantu"
Post a Comment