Aku mempunyai seorang adik, neira
namanya. Aku suka memanggilnya Ira. Sesuai namanya, sifatnya pun sama.
Ceria, pintar dan selalu tertawa dalam suasana apapun. Tapi akhir-akhir
ini dia berubah, aku benar-benar merasa kehilangan dirinya. Dia lebih
kalem dan susah di ajak berbicara. Awalnya ku kira ia seperti ini karena
perkembangan usia, tapi setelah ku amati tingkahnya sangatlah aneh.
Ia selalu berbicara di kaca, sering
menonton film kanibalisme dan seringkali tersenyum licik atau
menyeringai. Perlahan aku mulai menjauhinya karena takut padanya. Malam
ini aku bermimpi tentangnya. Bermimpi kalau dia tidur di sampingku dan
menyeringai seram padaku. Aku terkejut dan terbangun. Bukan, alasannya
bukan karena mimpi burukku saja. Alasan lain karena aku mendengar
kakakku (erika) berteriak histeris.
Aku langsung berlari menghampirinya yang
sedang berada di kamar, sudah ada ibu, ayah dan ira. “kenapa teriak,
kak?” tanyaku. Kak rika tampak ketakutan dan menunjuk kasurnya yang di
genangi banyak darah. Aku langsung terkejut dan shock. Darah apa itu?
Warnanya merah pekat. Saat itu pandanganku hanya tertuju padanya, ira!
Ya, aku curiga pada ira.
Esoknya setelah ira sudah berangkat ke
sekolahnya aku langsung mengendap-endap masuk ke kamarnya. Ku
oprek-oprek semua benda mencurigakan yang terlihat di kamarnya. Setelah
lama mencari aku menemukan kertas yang sudah lecek. Ku buka kertas itu
untuk mengetahui isinya. “Kak, aku telah di jadikan tumbal oleh iblis
jahat dari neraka. Kini tubuhku tak di huni lagi olehku, melainkan iblis
itu. Ku peringatkan jauhi dia! Karena!” *Krieet! Pintu kamar terbuka
membuatku menoleh dengan perasaan berdebar.
Di situ berdirilah sesosok ira dengan
roh iblis di dalamnya. Ia bukan ira yang aku kenal lagi! Kini
penampilannya sangat mirip dengan boneka chuky dengan sebilah pisau di
tangannya. Aku menjadi gemeteran, ia dengan seringaiannya melangkahkan
kakinya untuk mendekat ke arahku. Begitu dekat sampai aku kembali
membaca suratnya. “Karena roh iblis itu akan mendatangi ke tiga orang,
kak erika, mama, dan yang membaca cerpen ini”.
0 Response to "Adikku Dijadikan Tumbal...."
Post a Comment