Ini cerita ke-2 dari sebelumnya tentang keluarga tak kasat mata,
kejadiannya ini masih dirumahku, di Cirebon. Kejadian-kejadian yang
merupakan wujud dari eksistensi makhluk gaib yang tak kasat mata namun
dapat dirasakan keberadaannya. Ini kisah sepupuku bernama Amalia. Saat
itu dia sedang memasak didapur. Posisi dapur terletak dibagian belakang
rumah, sebagai gambaran, bentuk rumahku itu memanjang kebelakang dengan
pintu depan menghadap kearah selatan.
Posisi
dapur berhadapan dengan ruang terbuka yang terdapat kamar mandi dan
ruangan toilet sedangkan diantara kamar mandi dan dapur terdapat sumur
tua yang masih berfungsi, airnya jernih dan selalu digunakan untuk
mandi, mencuci dan memasak. Sumur tersebut bundar dengan disisi-sisinya
dilingkari bata yang disemen, sedangkan untuk mengambil airnya
menggunakan ember yang diikatkan menggunakan katrol (biasa disebut sumur
timba).
Sedangkan disebelah selatan
sumur tersebut ada sebuah ruangan untuk sholat. Kembali kepada cerita
sepupuku Amalia yang sedang memasak didapur. Sekitar pukul 3 sore,
amalia memasak untuk makan malam. Waktu ashar telah berlalu, Amalia pun
masih memasak di dapur, ketika hendak mengambil air dari sumur, Amalia
melihat ada orang yang sedang menjalankan sholat di ruang sholat,
sepintas sambil berlalu Amalia melihat siapa yang sedang melaksanakan
sholat disitu, “Oh, rupanya wawa lagi sholat” dalam hatinya berkata
(informasi, wawa adalah panggilan kami para ponakan kepada pakde tertua
dari orang tua kami, ibuku dan ibu amalia adalah adik dari pakde yang
kami sebut wawa).
Lalu Amalia pun
melanjutkan aktifitasnya memasak didapur. Setelah selesai memasak, sayur
dan lauk pauk yang dimasak siap dihidangkan di meja makan, dan
Amalia pun kembali melewati ruang ibadah tadi. Sepintas sambil berlalu
Amalia masih melihat wawa sedang menjalankan sholat, mengenakan baju
koko dengan kopiah hitam dikepala dan memakai sarung.
Setelah
makanan dihidangkan di ruang tamu, Amalia bersiap-siap untuk mandi
sore. Ia pun pergi kekamarnya untuk mengambil pakaian. Kamar amalia
berada didepan bersebelahan dengan ruang tv yang terhubung ke ruang tamu
dan pintu keluar. Sayup-sayup amalia mendengar suara wawa yang sedang
berbincang-bincang dengan Bude di teras depan rumah. Amalia pun bergegas
menuju kamar mandi setelah mengambil pakaiannya.
Sontak
kaget bukan kepalang saat melewati ruang ibadah itu, amalia masih
melihat sosok wawa yang masih melaksanakan sholat, dengan posisi masih
berdiri. Amalia berbalik perlahan kembali menuju teras depan, untuk
memastikan suara siapa diteras tadi yang sedang berbincang-bincang
dengan bude.
Tak lama sampai diteras
depan rumah, amalia berteriak “WAWA…!!!”. Bude dan Wawa pun menengok
kearah Amalia dan bertanya, “ada apa Am? Kenapa teriak gitu?”. Sesaat
amalia bingung dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia kembali
berlari kearah ruang ibadah dengan mengintip dari belakang lemari dekat
ruang ibadah itu. Kaget, bingung, gemetar, dan takut saat itu terlihat
dari raut wajah Amalia, bibirnya bergetar saat berusaha memanggil bude
dan wawa diteras depan. “Bude… wa… Ke..ke.. Kesini”.
Rupanya
saat Amalia memanggil bude dan wawa, sosok yang sedang diruang ibadah
itu masih ada disitu masih dalam posisi berdiri sholat. Amalia pun
menengok kearah bude dan wawa diarah teras, sambil bude dan wawa yang
berjalan cepat menghampiri amalia untuk melihat apa yang telah amalia
lihat hingga ia berteriak ketakutan dan gemetaran.
Saat
amalia kembali melihat kearah ruang ibadah itu, ternyata sosok tersebut
sudah tidak ada di tempat sholat itu. Bude dan wawa yang telah sampai
disitu hanya terdiam bertanya-tanya, siapa yang tadi Amalia lihat
disitu. Amalia menceritakan hal itu kepada bude dan wawa dengan
terbata-bata antara yakin benar yang dia lihat atau hanya halusinasinya.
Kembali kita ditunjukan bahwa disetiap rumah yang kita tempati memang
ada makhluk lain yang turut mendiaminya.
0 Response to "Keluarga Tak Kasat Mata Part 2...."
Post a Comment