Suatu hari sepasang orang tua meninggalkan anak gadis mereka yang masih kecil, sehingga mereka harus menyewa pengasuh anak untuk menjaga anak mereka.
Aku boleh makan es krim tidak?” anak kecil itu, Holly bertanya pada pengasuhnya.
“Tentu manis, dimana kulkasnya?” tanya sang pengasuh beatrice. “Di dalam basement (ruang bawah tanah), begitu juga kacang-kacangan, ceri (cherry) dan permen serta barang-barang lainnya” jawab Holly.
“Tentu manis, dimana kulkasnya?” tanya sang pengasuh beatrice. “Di dalam basement (ruang bawah tanah), begitu juga kacang-kacangan, ceri (cherry) dan permen serta barang-barang lainnya” jawab Holly.
Ketika
dia turun ke basement untuk mengambil es krim, dia melihat seorang
gadis kecil dari jendela sedang berdiri di luar. Pengasuh Beatrice tidak
memperdulikan anak yang baru saja dilihatnya diluar jendela basement
itu, karena menurutnya dia tidak mencurigakan. Dan langsung kembali ke
atas dan menyerahkan es krim pada Holly. Setelah mendapatkan es
krim-nya, Holly bertanya lagi.
“Dapatkah saya mendapatkan saus coklat untuk es krimnya? Tolong”.
“Ya” jawab beatrice dengan cepat. BANDAR POKER DOMINO QQ , AGEN BANDARQ ONLINE , DOMINO 99
“Ya” jawab beatrice dengan cepat. BANDAR POKER DOMINO QQ , AGEN BANDARQ ONLINE , DOMINO 99
Dia
pun menuruni tangga lagi untuk ke ruang basement, untuk mengambil
sebongkah coklat dan memanaskanya kedalam mikrowave. Dia menoleh keluar
jendela, dan melihat gadis yang tadi dia lihat. Kali ini gadis kecil itu
mengenakan Jubah merah. Apakah gadis itu berganti pakaian saat dia
kembali tadi? tanyanya dalam hati. “Selesai” katanya. Lalu kemudian dia
mengambil coklat yang telah cair, meletakannya ke atas es krim, dan
kembali ke atas lagi.
“Beatrice, dapatkah saya memperoleh kacang pada es krim saya juga?” mohon Holly lagi
“Benarkah?” tanya Beatrice, karena sejujurnya dia sudah mulai malas ke bawah.
“Tolong Beatrice, boleh ya” jawab Holly manja.
“Baiklah” jawab beatrice dengan sedikit mengeluh.
“Benarkah?” tanya Beatrice, karena sejujurnya dia sudah mulai malas ke bawah.
“Tolong Beatrice, boleh ya” jawab Holly manja.
“Baiklah” jawab beatrice dengan sedikit mengeluh.
Dan
kemudian dia kembali menuruni tangga menuju basement. Dia kembali lagi
melihat keluar jendela, dan melihat gadis kecil yang sama, dengan jubah
merah, dan kali ini. Dia memegang sebilah pisau besar. Melihat hal itu
Beatrice langsung lari keatas, menyerahkan kacang pada Holly dan
menelepon 911.
“Terima kasih” kata Holly dengan gembira sambil menggerakan kursi disney princessnya.
“Uh, iya Holly, aku ingin kau untuk….” belum selesai Beatrice berbicara, Holly lagi-lagi merengek untuk yang kesekian kalinya.
“Bea, dapatkah saya mendapatkan cherry diatasnya? tolong!”.
“Uh, iya Holly, aku ingin kau untuk….” belum selesai Beatrice berbicara, Holly lagi-lagi merengek untuk yang kesekian kalinya.
“Bea, dapatkah saya mendapatkan cherry diatasnya? tolong!”.
Karena
tidak ingin mengejutkan Holly, dia akhirnya mengangguk dan pergi lagi
untuk mendapatkan cherry. Kemudian dia mengunci Holly kedalam kamar
sambil menelepon 911. Gadis itu tidak akan bisa masuk jika semua pintu
dan jendela terkunci. Kemudian dia kembali menuruni tangga, mengambil
cherry dari dalam kulkas dengan tangan gemetar, dan kemudian dia
memberanikan diri untuk melihat keluar jendela. Dia melihat gadis kecil
yang tadi dalam jubah merahnya, dan pisau daging besar. Yang kali ini
pisau itu dipenuhi darah yang kental. Gadis itu tersenyum ke arah
beatrice.
“Astaga” melihat hal
tersebut beatrice langsung kembali keatas karena khawatir dengan keadaan
Holly, dan ternyata. Dia menemukan Holly sudah tidak bernyawa dengan
genangan darah seperti kolam disekelilingnya. Kemudian dia berlari ke
kamar mandi, menguncinya dari dalam dan kembali menelepon 911. Ketika
polisi tiba, ibu dan ayah Holly menangis sejadi-jadinya. Sang ibu
mendekati Beatrice, menangis tak terkendali dan bertanya.
“Apa yang terjadi?”.
“Ya Tuhan. Maafkan aku oh Tuhan! Aku melihat gadis kecil dengan jubah merah dengan pisau diluar jendela ruang basement! Aku sangat takut” jawab beatrice.
“Ya Tuhan. Maafkan aku oh Tuhan! Aku melihat gadis kecil dengan jubah merah dengan pisau diluar jendela ruang basement! Aku sangat takut” jawab beatrice.
Mendengar itu sang
ibu keheranan dan berkata “tapi, kami tidak memiliki jendela atau apapun
pada ruang basement kami, yang ada hanya sebuah cermin”.
0 Response to "Jendela Basement"
Post a Comment