Kali ini aku akan menceritakan kisah yang dialami oleh mamaku, sewaktu
mamaku masih muda. Kejadian ini terjadi tanggal 9 april 1982, dimana
saat itu mamaku masih bekerja disalah satu perusahaan didaerah Semarang,
Jawa Tengah. Sampai detik ini mamaku tidak akan pernah melupakan
kejadian mistis yang itu. Kali ini aku akan berperan menjadi mamaku
dalam cerita ini.
Awal kisah ini
terjadi saat aku diterima disebuah perusahaan kosmetik didekat alun-alun
kota Semarang. Awal yang membuatku bahagia karena bisa diterima bekerja
disebuah perusahaan yang aku inginkan, namun sekaligus awal kisah
mistis ini terjadi. Aku mempunyai teman bernama ningrum, kami sama-sama
perantau. Aku dari Ambarawa sedangkan ningrum dari Salatiga. Kami
memutuskan untuk kost dibelakang perusahaan.
Suatu
ketika disaat aku dan ningrum bekerja (kebetulan kami ditempatkan pada
divisi yang sama), ningrum memintaku untuk menemani ketoilet untuk
mengganti pembalut. Dan ketika kami menuju toilet, aku merasa seperti
ada yang mengikuti kami. Dan entah kenapa siang itu udara terasa dingin
sekali, padahal Semarang termasuk kota yang panas.
A: aku N: ningrum
A: rum, kamu ngerasa dingin gak si?
N: iya wik, aku ngerasa dingin apalagi kok kakiku kerasa berat buat jalan.
N: iya wik, aku ngerasa dingin apalagi kok kakiku kerasa berat buat jalan.
Sekilas
aku melihat kearah kaki ningrum yang dia tunjuk, sontak aku terkejut
karena aku melihat sesosok wanita tengah memegang kaki ningrum sambil
mengendus-endus kakinya.
A: astagfirullohalazim.
N: kenapa wik? Kok tiba-tiba nyebut.
A: gak apa-apa cuma pingin nyebut saja. Sudah yuk buru-buru ketoilet kerjaan kita masih banyak.
N: kenapa wik? Kok tiba-tiba nyebut.
A: gak apa-apa cuma pingin nyebut saja. Sudah yuk buru-buru ketoilet kerjaan kita masih banyak.
Aku
terpaksa berbohong pada ningrum agar dia tidak takut. Aku memiliki
kelebihan yang belum tentu semua orang punya, orang menyebutku indigo
yaitu memiliki kemampuan untuk melihat makhluk gaib. Kelebihan ini
merupakan warisan turun-temurun dari kedua orang tuaku. Singkat cerita
setelah kembali dari toilet, kami kembali melanjutkan pekerjaan yang
tertunda. Hari sudah sore, kami bersiap-siap untuk pulang. Namun hari
itu aku pulang sendiri karena ningrum ijin cuti selama beberapa hari
untuk pulang kekampung. Sebab neneknya sedang sakit keras.
Aku
pun memutuskan untuk mampir kewarung makan membeli lauk. Ketika aku
hendak membeli lauk disebuah warung makan yang ramai pembeli, aku
terkejut karena disetiap sudut warung itu, aku banyak sekali melihat
pocong yang sedang menjilati makanan yang dijual. Dengan bergidik aku
mengurungkan niatku untuk membeli lauk disitu.
Aku
ingat almarhum kakekku berkata, kalau kamu melihat warung yang ramai
akan pembeli dan warung itu setiap hari selasa tutup berarti warung itu
memakai penglaris. Jika kamu melihat pocong, itu tandanya warung itu
memakai penglaris “pesugihan ludah pocong“.
Kakiku
gemetaran ketika melihat pocong-pocong itu, karena makhluk yang satu
ini yang paling membuatku bergidik ketakutan. Akhirnya aku memutuskan
untuk membeli mi instan diwarung. Di tengah perjalanan menuju
kost-kostanku, lagi-lagi aku dikejutkan oleh seorang nenek berkebaya
dengan wajah penuh darah meminta tolong agar aku jangan melewati
rumahnya, karena dia tidak suka kalau aku melewati rumahnya.
Aku
bingung rumah yang mana? Ini jalan umum dan banyak rumah juga
kost-kostan. Dia menunjuk sebuah bak sampah besar yang disampingnya ada
semacam pos. Dengan perasaan takut sambil membaca doa dalam hati, aku
memilih memutar jalan kearah kostan. Begitu aku sampai dikost-kostan,
lagi-lagi aku dikejutkan dengan kehadiran ningrum. Padahal tadi ningrum
kan pamit mau pulang, kok dia malah ada disini? Apa ada yang ketinggalan
ya, begitu pikirku.
A: rum, kok kamu ada disini? Bukannya kamu tadi pulang? Apa ada yang ketinggalan?
N: (hanya menggelengkan kepala).
A: dalam hati (kok aneh si, ditanya cuma geleng) rum, kamu itu kenapa baju kotor gitu apa habis jatuh?
N: (hanya menganggukan kepala).
A: ih, aneh kamu mah ditanya cuma ngangguk *doang.
N: (hanya menggelengkan kepala).
A: dalam hati (kok aneh si, ditanya cuma geleng) rum, kamu itu kenapa baju kotor gitu apa habis jatuh?
N: (hanya menganggukan kepala).
A: ih, aneh kamu mah ditanya cuma ngangguk *doang.
Aku memutuskan untuk berganti baju. Tiba-tiba ningrum memanggilku dengan suara yang aneh.
N: wik. Wik. Tolong aku wik. Tolong.
A: minta tolong apa rum sambil aku membalikan badan menghadapnya. Dan aku terkejut setengah mati.
A: astagfirullohalazim. Ningrum. Jantungku serasa mau copot karena aku melihat ningrum berlumuran darah dan sebagian kepalanya hancur.
N: wik. Wik. Maafin aku wik kalau aku bohong kepada kamu. Wik. Wik. Tolong sampaikan kepada orang tuaku aku gak bisa pulang wik.
A: minta tolong apa rum sambil aku membalikan badan menghadapnya. Dan aku terkejut setengah mati.
A: astagfirullohalazim. Ningrum. Jantungku serasa mau copot karena aku melihat ningrum berlumuran darah dan sebagian kepalanya hancur.
N: wik. Wik. Maafin aku wik kalau aku bohong kepada kamu. Wik. Wik. Tolong sampaikan kepada orang tuaku aku gak bisa pulang wik.
Dia
melayang kearahku, dan seketika aku pingsan. Ketika aku bangun
teman-teman kost yang lain mengerubungiku dan menanyakan apa yang
terjadi. Sebelum aku sempat bercerita, ibu pemilik kost datang
memberikan berita bahwa ningrum meninggal karena kecelakaan ditabrak
truk, sebagian kepalanya hancur karena terlindas ban truk. Dan saat ini
jenazah ningrum berada di RS Karyadi, Semarang dan akan dibawa pulang ke
Salatiga. Kami semua bersedih dan mendoakan almarhumah ningrum.
BANDAR POKER DOMINO QQ , AGEN BANDARQ ONLINE , SITUS BANDARQ TERPERCAYA
BANDAR POKER DOMINO QQ , AGEN BANDARQ ONLINE , SITUS BANDARQ TERPERCAYA
Dan
sampai detik ini aku masih bingung kenapa ningrum mendatangiku dan
meminta maaf? Sampai sekarang aku belum pernah mengetahui jawaban dari
pertanyaanku. Sebab oleh bapakku, aku diberi pagar agar ningrum tidak
menggangguku. Karena menurut bapakku, ningrum ingin mengajakku untuk
ikut dengannya. Hii. Itulah kisah yang dialami mamaku, dan masih banyak
kisah-kisah lain yang dialami mamaku. Lain waktu aku akan
menceritakannya lagi. Wassalamualaikum wr, wb.
0 Response to "Masih Penasaran..."
Post a Comment